• mrt singapore
  • skypark
  • mrt singapore
  • marina bay
  • marina bay
  • sky park

Jumat, 22 April 2011

bawean island i'm coming

Jam masih menunjukkan pukul 4 pagi tapi aku trgesa mengepack barang bawaan kami, karena jam 7 kami harus segera ke pelabuhan untuk pengurusan ticket pelayaran gresik-bawean. Untuk ticket kelas executive aku cukup membayar dengan harga Rp.121,000. Alhamdulilah setelah 3 jam perjalanan ahirnya kapal kami bersandar di pelabuhan yang sangat sederhana, pelabuhan pulau bawean.


sekilas pulau ini Nampak hamparan pegunungan yang hijau ditutupi kabut putih tebal, tapi ternyata di balik pepohonan besar itu terdapat banyak perkampungan di sana. Jalannya berkelok-kelok mengikuti alur perbukitan yang tebingnya terjal serta sisi lainnya jurang yang curam. Sesekali melewati persawahan yang masih asri tapi sayangnya kondisi jalan disini banyak yang rusak berat, sehingga meskipun kampong yang kami tuju hanya beberapa kilo meter dari pelabuhan, harus ditempuh dalam waktu 1,5 jam. Sekitar jam 3 sore kami sampai di rumah paman tepatnya di sukaoneng kec.tambak. dan seterusnya kami akan bermalam disini untuk beberapa hari.

Keesokan harinya aku mulai melihat lihat perkampungan ini, banyak hal yang menarik disini. Rumahnya masih jarang-jarang, di sekeliling rumah masih berupa sawah ataupun pohon pohon besar yang tumbuh bebas di pekarangan rumah, otomatis disini kesannya gelap. Petani bawean melulu bertani di sawah, mereka tak ada yang mengerjakan kebun, jikapun ada itu bukan penduduk asli dari sini. padahal disini kebunnya luas luas, tapi dibiarkan terbengkalai ditumbuhi semak belukar. Ketika kutanya kenapa tak ditanami jagung ataupun tanaman yang lain? Alasan meraka adalah: “mau dijual kemana jika panen” ini yang menjadi kendala sehingga mereka malas untuk mengerjakan kebun mereka. Padahal seandainya dikelola akan menghasilkan. Saya bisa tengok disini kelapa pada jatuh berserak tak disentuh seorangpun, sampai pada tumbuh liar tak terurus. Tak ada harganya sama sekali.



Aku rasa ini adalah peluang besar untuk memajukan pulau bawean, sekaligus bisa menjadi bisnis yang sangat menguntungkan, jikalau kelapa-kelapa itu ataupun hasil pertanian yang lain bisa di pasarkan ke pulau jawa, entah ada yang melakukan hal itu atau tidak saya kurang tau. Menurut penduduk sini ketika anak daerah sini sudah lulus SMA mereka banyak merantau ke Malaysia serta banyak yang memilih kerja di pelayaran kapal luar negeri.

Memang kehidupan di sini cukup mapan dan tak kekurangan, bahkan rumah-rumah di sini cukup mewah untuk ukuran kampung, tapi hal ini tak luput campur tangan mereka yang bekerja di Malaysia. Karena Sebagian besar penduduk bawean merantau di Malaysia-singapore, bahkan banyak yang menetap disana dan menjadi warga Negara Malaysia ataupun Singapore. Sehingga banyak rumah kosong yang ditinggalkan mereka.

Pulau bawean ada juga yang menyebutnya pulau puteri , nama ini memang asing bagi sebagian orang tapi menurut sejarah nama ini sudah ada dari dulu, nama ini diambil dari dasar maknawi bahwa pulau bawean yang Nampak cantik dan elok, seperti aura seorang putri. ada juga yang memaknainya karena pulau bawean dulunya di huni beberapa wali perempuan yang terkenal dan bersejarah hingga sampai saat ini. Terlepas dari itu semua tak dipungkiri bahwa di pulau ini jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki, sehingga muncul anggapan bahwa nama pulau putri itu diambil karena penduduknya rata-rata perempuan.

Seperti yang aku ceritakan diatas bahwa, karena laki-lakinya banyak yang ke Malaysia sehingga di pulau ini lebih banyak dihuni oleh para istri mereka.

0 komentar:

Posting Komentar